![]() |
sumber: google |
Pontjo Sutowo pemilik Hotel The Sultan (dulu Hotel Hilton) yang berada di Jalan Gatot Subroto, Kota Jakarta Pusat, dikenal sebagai putra dari keluarga Pertamina. Mendiang ayahnya, Ibnu Sutowo merupakan Mantan Dirut Pertamina. Namun Pontjo Sutowo lebih tergiur berbisnis properti, kesuksesannya dalam mengembangkan bisnis membawanya pada jabatan untuk memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ketika usianya saat itu masih muda, 29 tahun.
Ia memaparkan prinsip-prinsip sukses yang ia pegang teguh untuk membangun bisnis yang ia miliki. Baginya bisnis adalah sebuah nilai tambah yang dibawa untuk masyarakat luas, untuk mempermudah dan memecahkan persoalan orang lain.
“Esensi bisnis adalah memecahkan persoalan orang lain. Misalnya, kau mau bepergian, tetapi tidak punya mobil. Nah orang lain menyediakan taksi. Lalu apa taksi itu? Itukan solusi atas persoalan transportasi. Logika bisnis itu adalah anda memecahkan problem orang. Apa sih problem orang? Cara berpikir itulah yang membuat kau menjadi sukses. Sebaliknya, bila kau justru menambah problem orang, maka orang tidak akan hargai you.” Kata Pontjo dikutip dari ciarciar.com.
Pontjo lebih memilih berbisnis properti karena baginya kekayaan alam jumlahnya terbatas, sedangkan bisnis seperti properti nilainya akan terus bertambah jika kita mau bergerak dan berusaha. Apalagi di jaman sekarang yang semua orang bisa dengan mudah menguasai teknologi, ditambah dengan hidup disiplin. Jika sudah begini siapapun yang mau berbisnis pasti akan sukses. Ia mencontohkan sosok Jakoeb Oetama pendiri Kelompok Kompas Gramedia (KKG) yang memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Menurut Potjo pembisnis itu memiliki dua nilai pertama ia melalui bisnisnya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan kedua adalah memiliki kedisiplinan tinggi. Pontjo mengakui bahwa warisan dari orangtuanya, Ibnu Sutowo juga mempengaruhi cara pandangnya. Ia diberi dua warisan oleh orangtuanya, pertama adalah logika berfikir dan kecerdasan berfikir yang notabene harus dimiliki setiap orang. Kedua adalah nama baik, ditambah dengan kegigihan sehingga ia bisa merintis bisnisnya dari nol hingga seperti sekarang.
Walaupun termasuk memiliki materi berlebih tetapi ia menekankan bahwa materi bukan segalanya, yang lebih berpengaruh adalah kecerdasan berfikir sehingga dapat melihat peluang dan networking. Mampu melihat peluang dan mampu memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh orang lain. ditambah dengan disiplin, kreatif dan mencari inovasi baru.
Indonesia sendiri sudah banyak orang-orang yang mampu membuktikannya dan menciptakan sesuatu hal yang baru yang memberi solusi pada masyarakatnya. Contohnya seperti Nadim Markarim dengan Gojek-nya dan Andrew Darwis dengan Kaskus-nya. Bukti nyata bahwa siapapun sebenarnya bisa sukses jika ia berupaya untuk berjalan menuju sukses. “Orang-orang yang sukses dalam bisnisnya adalah orang-orang yang mampu melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat.” Pungkas Pontjo.